�Karo Bukan Batak (KBB)� kembali bergema! Gaungnya sudah merasuk ke penjuru dunia Karo. Dimana ada kalak (orang) Karo disitu jugalah tentunya gemuruh KBB ini akan terdengar. Apalagi dengan kemajugan teknologi informasi dimana jarak dan waktu bukanlah lagi menjadi rintangan, tentunya gemuruh air KBB ini akan terdengar semakin nyaring. Dari anak-anak, remaja, orang tua semua pada internetan, sehingga tentunya sudah mendengar dan sebahagian juga mengerti apa sesungguhnya esensi dari pergerakan KBB ini.
Namun, tidak sedikit juga masih ada sisa-sisa pergunjingan yang melekat pada diskusi seputar KBB ini. Dari yang pesimis, emosi yang meledak-ledak, hingga kepada melontarkan hinaan, serta pertanyaan yang sesungguhnya bukanlah layak sekelas dia yang sudah sarjana untuk mempertanyakan itu.
Terkadang mereka(kontra-KBB) melontarkan kritik keras, dimana mengatakan yang pro-KBB ini bodoh, provokator, tidak tahu sejarah, merusak sejarah, dan tak jarang mereka(kontra-KBB) ini suka membanding-bandingkan, dan bahkan tampak berlebih dalam memuja tradisi dan sejarah etnis lain(jangan-jangan itu etnisnya sebenarnya?) dan barang tentu menghina dan merendahkan tradisi dan sejarah nenek moyangnya(Karo) sendiri, sehingga sering juga terlintas di-benak saya beberapa pertanyaan, diantaranya:
- Mereka-mereka ini benar-benar kalak Karo, atau hanya berpura-pura(menyamar) jadi(sebagai) orang Karo?
- Mereka ini mengerti atau sok mengerti?
- Mereka ini perduli atau sok perduli?
- Kok sewot amat sih mereka kalau orang Karo tidak mau dipaksa menjadi Batak? Aneh! Padahal mereka sendiri amfibi dalam idetitas.
(Untuk mendinginkan suasana, ada baiknya sejenak kita simak video berikut ini)
Pernah sekali saya tak dapat menahan tawa, saat kami sedang memperdebatkan isu Karo bukan Batak ini, seorang teman yang pro-KBB(Karo Siadi) bertanya kepada yang kontra-KBB(Karo-Batak), lalau dengan mengejutkan yang kontra-KBB(Karo-Batak) menjawab: 'maaf saya tidak tahu jawabannya, karena saya bukan orang Karo!'. Wah... wah... wah... Aneh kan? Padahal selama ini dia mengaku Karo dan memakai merga Karo, dan tampak mati-matian menyatakan kalau Karo itu adalah Batak! Tapi, kok tiba-tiba berkata demikian ('Saya bukan orang Karo' -red, katanya). Dan, setelah saya selediki, dan memang benar mereka-mereka itu bukan orang Karo dan hanya menyamar sebagai orang Karo dengan memakai merga Karo dan bertutur kata dalam cakap(bahasa) Karo. Apa ya kira-kira tujuan mereka melakukan hal demikian? Wah.. yang benar saja lah, broo. 'Nggak usah lah ngaku-ngaku Karo dong kalau cuma mau memprovokasi dan merusak tatanan kehidupan masyarakat Karo itu.
Pernah juga ada sebuah statemen(kontra-KBB) mengatakan: �Tidak seperti suku �. Kita suku Karo ini tidak memiliki asal-usul yang tertulis, sehingga sudah tentulah kita meragukan apakah kita berasal dari pohon Karo. Bahkan, sejarah kita saja tidak jelas [�]� demikian kata mereka. Cuma, kalau boleh saya bertanya: Adakah suku di nusantara, terkhususnya di Sumatera Utara ini memiliki literatur asal-usul, terombo, dan sejarah mereka yang ditemukan sebelum kedatangan Belanda? Atau, sederhananya, adakah literatur terombo, asal-usul, dan sejarah itu yang ditulis dalam aksara daerah? Sepertinya tidak ya? Yang ada semuanya tertulis dalam aksara Latin, sehingga sudah barang-tetu itu produk baru. Bukan begitu?
Cuma, yang saya tahu ada sebuah menuskrip setebal lima puluh lima(55) halaman yang ditulis dalam cakap (bahasa) Karo dan surat (tulisan/aksara) Karo yang pernah disimpan di Instituut voor de Tropen, Amsterdam, Belanda (diberitakan telah hilang!) yang kemudian ditulis dalam aksara Latin dengan judul �Hikajat Hamparan Perak� yang menyiratkan asal-usul Guru Patimpus Sembiring Pelawi(Pendiri kota Medan) dan keturunannya yang kemudian kita ketahui merupakan pengusa Urung Hamparan Perak. Ada juga kitab yang dikatakan pustaka di pedalaman Karo yang juga berisi silsilah (asal-ususl) yang juga ditulis dalam bahasa dan aksara asli Karo, yakni: Pustaka Ginting dan Pustaka Kembaren.
Yah, sudahlah� Jangan nanti kita yang malas belajar dan tidak peduli, serta tidak mau mengerti sehingga hanyut dalam kefanatikan, akan tetapi mereka(pro-KBB) yang kita tuduh tidak sanggup meyakinkan kita. Mejuah-juah. Salam KBB.
(Sebelum berlanjut ke diskusi.. Ada baiknya sejenak kita kembali menyaksikan satu video lagi )
Pesan saya: "Kepada teman-teman yang selama ini mengaku Karo dengan menggunakan merga-merga dan sub-merga Karo, bahasa Karo, dan memberi statemen tentang Karo adalah Batak dengan cara mengaku sebagai orang Karo asli yang faham dan memperoleh info dari tua-tua Karo. Saya harap Anda merasa malu dan berhenti merusak tatanan kehidupan dan kentetraman orang Karo. Apapun tujuan Anda, itu sudah merupakan suatu prilaku yang memalukan dan akan menimbulkan situasi yang kurang baik. Jika Anda ingin eksis... silahkan eksis dengan cara baik dan jangan merusak kekaroan itu. Dan, kalau boleh, berhentilah menyamar sebagai orang Karo jika hanya ini merusak dan melakukan kejahatan. Bujur ras mejuah-juah."
إرسال تعليق