Aksara Karo Bag II

-->
 Ke-khasan Dialek Karo Yang Tegambar Pada Tulisen Karo

Diyakini, Tulisen(aksara) Karo yang juga disebut Surat Haru(karena dulunya dipergunakan meluas di wilayah-wilayah bekas kerajaan Aru(Haru � Karo) meliputi Sumatera bagian tengah dan bagian utara)dapat dikatakan merupakan aksara yang paling populer setidaknya di kawasan Sumatera bagian utara dan tengah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya karya-sastra klasik yang ditemukan dan disimpan oleh para kolektor-kolektor serta galeri seni di dunia, dimana dari kesemuanya itu merupakan buah tangan dari para guru(orang pintar dan bijaksana dalam segala hal) dan rakyat jelata. Jadi, di Karo bukan hanya kaum guru dan sibayak(raja, bangsawan) saja yang memiliki kemampuan baca tulis, melainkan segenap lapisan dan usia masyarakat juga demikian.

Jika kita menelisik kepada tulisen(aksara) Karo itu, yang dipadukan denga cakap(bahasa) serta endek(logat atau dialek) Karo, maka tampak jelas ke-khasan dari tulisen karo itu yang tidak akan kita temui dalam aksara-aksara serta dialek lainnya. Dimana dalam indung surat(huruf induk/utama) yang terdiri dari 21 surat(huruf/font), ada dua indung surat yang sangat mencitrakan ke-khasan dari aksara, bahasa, dan logat Karo itu sendiri, yakni pada indung surat �NDA� dan �MBA�(�nda� dan �mba� hanya ada di Karo). Perhatikan penunjukan karakter �nda� dan �mba�, serta contoh-contoh penggunaanya dalam kata!
Karakter "nda" dan "mba" serta contoh penulisannya dalam kata

Sebenarnya selain bunyi  �nda� dan �mba�  yang ada dalam indung surat Karo, ada satu bunyi yang juga sangat khas dalam dialek Karo, yakni:  �nca�.  Namun  sayangnya bunyi �nca� ini tidak ada diwakili secara khusus dalam indung surat Karo, melainkan jika kita hendak menuliskan �nca� kita haru menulis: �na+penengen+ca� Perhatikan penunjukan karakter dibawah ini!
cara penulisan bunyi "nca".
Perhatikan juga penggunaannya pada kata-kata berikut ini!

contoh penulisan "nca" dalam kata-kata.
 
-->
Perhatikan contoh penulisan �nca� diatas sangat tidak efektif, karena untuk menuliskannya setidaknya kita harus menggunakan indung surat  �na� diikuti anak surat(diakritik) penengendan dilanjutkan dengan indung surat �ca�. Mungkin dalam hal ini saya mencoba menggabungakan ketiga karakter tersebut �na+penengen+ca�, sehingga akan tampak seperti gambar dibawah! Namun, itu masih butuh pengkajian dan kesepakatan antara sesama pengguna tulisen(aksara) Karo. Dan, berikut paduan karakter untuk membentuk bunyi �nca� berdasarkan rancangan saya!

Tujuh karakter pengembangan untuk membentuk bunyi "nca"
menurut rancangan Bastanta P. Sembiring.


Post a Comment

أحدث أقدم