Karo Bukan Batak (KBB): Sekedar opini dari saya (Bag. II)


Karo Bukan Batak (KBB)� kembali bergema! Gaungnya sudah merasuk ke penjuru dunia Karo. Dimana ada kalak (orang) Karo disitu jugalah tentunya gemuruh KBB ini akan terdengar. Apalagi dengan kemajugan teknologi informasi dimana jarak dan waktu bukanlah lagi menjadi rintangan, tentunya gemuruh air KBB ini akan terdengar semakin nyaring. Dari anak-anak, remaja, orang tua semua pada internetan, sehingga tentunya sudah mendengar dan sebahagian juga mengerti apa sesungguhnya esensi dari pergerakan KBB ini.

Namun, tidak sedikit juga masih ada sisa-sisa pergunjingan yang melekat pada diskusi seputar KBB ini. Dari yang pesimis, emosi yang meledak-ledak, hingga kepada melontarkan hinaan, serta pertanyaan yang sesungguhnya bukanlah layak sekelas dia yang sudah sarjana untuk mempertanyakan itu.

Terkadang mereka(kontra-KBB) melontarkan kritik keras, dimana mengatakan yang pro-KBB ini bodoh, provokator, tidak tahu sejarah, merusak sejarah, dan tak jarang mereka(kontra-KBB) ini suka membanding-bandingkan, dan bahkan tampak berlebih dalam memuja tradisi dan sejarah etnis lain(jangan-jangan itu etnisnya sebenarnya?) dan barang tentu menghina dan merendahkan tradisi dan sejarah nenek moyangnya(Karo) sendiri, sehingga sering juga terlintas di-benak saya beberapa pertanyaan, diantaranya:
  1. Mereka-mereka ini benar-benar kalak Karo, atau hanya berpura-pura(menyamar) jadi(sebagai) orang Karo?
  2. Mereka ini mengerti atau sok mengerti?
  3. Mereka ini perduli atau sok perduli?
  4. Kok sewot amat sih mereka kalau orang Karo tidak mau dipaksa menjadi Batak? Aneh! Padahal mereka sendiri amfibi dalam idetitas.
(Untuk mendinginkan suasana, ada baiknya sejenak kita simak video berikut ini)


Previous Post Next Post