"Ingat nuklir, ingat Chernobyl!"
Mungkin kalimat itu yang sering terlintas dalam benak kita jika bicara tentang "nuklir."Sumber: http://www.world-nuclear.org/info/chernobyl/inf07.html |
Di Reaktor Nuklir Chernobyl ini telah di operasikan empat unit reaktor nuklir (masing masing reaktor mampu menghasilkan 1 gigawatt) yang menggunakan reaktor model RBMK � 1000, yang dirancang oleh Uni Soviet menggunakan balok-balok grafit sebagai pengganti air yang didinginkan(reaktor no 5 dan 6 masih dalam tahap pengerjaan, ketika kecelakaan terjadi). Model RBMK-1000 dirancang untuk pembangkit listrik dan penghasil plutonium bagi persenjataan Uni Soviet. Reaktor unit I resmi beroperasi tahun 1977, setahun kemudian, yakni pada tahun 1978 unit II mulai beroperasi, disusul unit III tahun 1981, dan unit IV pada tahun 1983. Reaktor ini beroperasi hingga terjadinya bencana yang mengerikan itu di tahun 1986.
Jumaat, 25 April 1986. Bencana itupun dimulai, saat dimana salah satu dari empat blok reaktor yaitu: reaktor Unit 4 direncanakan akan di padamkan untuk perawatan rutin. Selama dilakukan perawatan dan pemadaman, para teknisi akan melakukan beberapa tes diantaranya "Apakan daya turbin dapat menghasilkan energi yang cukup untuk membuat sistem tetap bekerja dengan baik sampai generator kembali beroperasi." Ini sangat berbahaya, bahkan bisa dikatakan bermain api (bunuh diri), sama saja dengan menyimpan dinamit di saku celana. Apalagi dengan prinsip kerja model reaktor RBMK -1000, yang dimana kita ketahui pada model reaktor ini, jika sistem kehilangan air pendingin maka akan memicu pembelahan inti atom lebih cepat, dan menjadi semakin panas. Sangat berbahaya dan bertentangan dengan respon ideal terhadap sistem kerja reaktor nuklir terhadap sistem pendingin, dimana kita ketahui di model yang banyak digunakan di negara-negara lain, salah satunya pesaing nuklir Uni Soviet yakni Amerika Serikat, dimana, jika reaktor mulai kehilangan air pendingin, maka reaktor tersebut turut serta mengurangi kecepatan pembelahan (produksi tenaga), dengan demikian secara berangsur-angsur panas yang di sebabkan berkurangnya air pendingin, suhunya juga semakin menurun.
Pukul 13.00 pemadaman dan tes dimulai. Untuk mendapatkan hasil yang akurat (terhadap uji coba), maka operator memilih mematikan sistem keamanan. Inilah awal dari musibah paling menakutkan itu. Dilaporkan, pada pertengahan tes, pemadaman ditunda selama lebih kurang sembilan jam, karena adanya permintaan daya listrik di Kiev. Pemadaman dan tes-pun kemudian dilanjutkan pukul 23.10. Kemudian, 26 April 1986 pukul 01.00 dini hari, daya reaktor menurun tajam, otomatis sistem LGR (Ligtwater Graphit Moderator Reactor) juga tidak berfungsi optimal, suhupun meningkat melelehkan tabung reaktor dan zat radioaktif yang terjadi akibat reaksi berantai dan bahan bakar yang mengandung radioaktif lepas keluar dari tabung(kebocoran), para teknisi terus berusaha mengoperasikan rendahnya daya, tetapi reaktor tak terkendali. Jika sistem keselamatan tetap aktif, mungkin operator berpeluang untuk menangani masalah ini, namun tidak. Dan akhirnya reaktor meledak tepat pukul 01.23.40 dini hari (UTC+3). Terjadi dua kali ledakan dalam selang tiga detik meruntuhkan gedung. Gas radioaktif, reruntuhan bangunan, dan material dari reaktor terlempar ke udara hingga setinggi dua per tiga mil (1 km), menyulut kebakaran radioaktif nyaris mencapai 1 mil (1,6 km) di udara, dua pekerja terbunuh seketika, dan dua puluh sembilan lainnya berkubang radioaktif dan tewas akibat mengalami keracunan limbah radioaktif.
Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk dalam level � 7 (major accident) sesuai dengan ketentuan INES (The International Nuclear Event Scale). Bahkan, hingga sekarang tingkat radiasi masih dalam keadaan kritis, yaitu 5,6 Roentgen per secong (R/S) atau 0,056 Grays per second (Gy/S). Bahkan, insiden ini disebut-sebut bencana nuklir terburuk sepanjang sejarah, yang dimana kekuatan radiasinya seratus kali lebih besar dari bom nuklir yang pernah di jatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima (1945), Jepang. 56 orang mati seketika, 4. 000 orang mati karena kanker (terkait efek radiasi), dan diperkirakan 600. 000 mengalami berbagai penyakit akibat paparan radiasi, dan 135. 000 di ungsikan termaksud 50. 000 dari Prypiat. Bahkan temuan IAEA (International Atomic Energy Agency) tahun 2006, 5 juta orang yang tinggal di Belarusia dan Ukraina terkontaminasi zat radioaktif (daerah-daerah sekitas Chernobyl). Populasi tumbuhan dan hewanpun menurun tajam, bahkan ada yang melaporkan melihat hewan-hewan yang berupa dan berbentuk aneh di sekitar kawasan Chernobyl, para ilmua berpendapat ini diakibatkan terjadinya mutasi ginetik oleh efek terkontaminasi zat radioaktif. Chernobyl menjadi momok bagi industri nuklir dunia, dan kota kembarnya Prypiat seketika menjadi kota tak berpenghuni, bahkan di konotasikan kota mati, kota hantu, kota malapetaka, dll di sematkan kepadanya. Dan masih banyak kisah-kisah mengerikan lainnya yang menghiasi cerita Chernobyl ini, diantaranya efek negatif dari kontaminasi radioaktif yang masih dirasakan hingga sekarang. Chernobyl dan Prypiat hingga sekarang masih dinyatakan sebagai zona berbahaya dan tertutup untuk umum.
Mengerikan bukan? Dan, apakah kita yakin mau dekat dengan reaktor nuklir dengan SDM, teknologi, dan budaya kerja yang kita miliki? Ingat! Bencana Chernobyl tidaklah murni kecelakaan saja, tetapi juga efek dari kesalahan operator/manusia (human error!) karena di laporkan beberapa prosedur kerja di luar ketentuan SOP (Standart Operation Procedur) dimana hannya 8 batang kendali yang dipakai dari semestinya 30, hal ini mengakibatkan reaktor tidak terkendali, dan desainnya yang tidak memenuhi standar IAEA dimana, Chernobyl tidak memiliki "kubah kungkungan" (dari beton maupun baja) yang berfungsi untuk mengurung radiasi agar tidak kemana-mana jika terjadi kebocoran. Dan masih banyak kesalahan lainnya.
Bukan hanya Chernobyl, masih banyak kecelakaan nuklir lainnya. Bahkan belum lama ini kita di takutkan oleh reaktor nuklir di Daiichi, di Provinsi Fukushima, Jepang yang keempat unit reaktornya mengalami kebocoran akibat sistem pendinginnya tidak bekerja dengan baik akibat di terjang tsunami dan gempa 8,9 SR yang menghantam daerah tersebut. Hm....! Jadi, bagai mana? Apa kita siap? He he he. Namun, tidak adil jika kita hanya mengangkat efek negatif dari radioaktif. Oh! Kita persempit saja ya jadi PLTN. Untuk membuat argumen yang seimbang, perlu rasanya jika kita juga melihat manfaat-manfaat dan kelebihan dari energi nuklir itu. Dengan demikian kita dapat membandingkan antara manfaat dan resiko dari nuklir itu sendiri. Namun saya tidak akan memaparkan lebih jauh karna hanya bikin bingung aja, cukup yang penting kita ketahui aja. He he he.
Otto Han, Lise Meiner, dan Fritz Stassmann, mereka dikenal sebagai fisikawan asal Jerman yang pertama kali melakukan percobaan terhadap energi nuklir, yakni pada tahun 1938. Awalnya nulkir ini dikembangkan sebagai senjata pemusnah masal di era Perang Dunia II, seperti bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang (1945). Sadar akan energi yang dapat dihasilkan, kemudian para ilmuan berfikir untuk mengembangkan nuklir sebagai sumber energi alternatif pembangkit listrik. 20 Desember 1951 merupakan momentum besar bagi industri nuklir, dimana reaktor nuklir pertama untuk menghasilkan energi listrik yakni reaktor percobaan EBR-1 di bangun di dekat kota Arco, Idaho, Amerika Serikat, yang menghasilkan energi sekitar 100 KW. Barulah pada 27 Juni 1954 di Obninsk, Uni Soviet PLTN pertama di beroperasi untuk jaringan listrik. Tahun 1950 PLTN Calder Hall di Inggris mulai beroperasi, ini merupakan PLTN komersil pertama.
Di tinjau dari kavasitas energi yang pernah di hasilkan, pada tahun 1960 dari reaktor dihasilkan energi 1 gigawatt, kemudian 1970 sebesar 100 gigiwat, 1980 sebesar 300 gigawatt. Namun di tahun 80�an energi di hasilkan dari reaktor nuklir tidak terlalu besar, perkembangan, industri nuklir terusik oleh beberapa insiden yang membuat pemerintah akan berpikir dua kali untuk membangun reaktor nuklir, salah satunya insiden kecelakaan nuklir di PLTN Chernobyl yang dianggap merupakan bencana nuklir paling buruk sepanjang sejarah (Waw! Ternyata bukan kita aja yang takut ya? Ha ha ha...). Hal ini berlangsung hingga sekitar tahun 2005, dan akhirnya kembali di lirik, terdorong karena menipisnya bahan bakar fosil.
Tahun 2005 tercatat 443 PLTN yang berlisensi di dunia, yang tersebar di 26 negara. Namun, hal yang sangat mencemaskan, masih banyak reaktor nuklir di dunia ini yang tidak terdaftar di badan atom dunia IAEA. Sehingga, susah untuk melakukan kontrol. Ketakutan yang timbul adalah, jika reaktor-reaktor tersebut dibangun untuk menghasilkan plotonium bagi senjata pemusnah masal. Inilah salah satu yang membuat kontroversi akan tenaga nuklir ini kian memanas dan menjadi momok bagi perkembangan industri nuklir.
Berikut ini keuntungan/kebaikan PLTN di banding pembangkit listrik lainnya.
- Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
- Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti: karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, fartikulete, dan foto kimia.
- Menghasilkan limbah padat yang sedikit.
- Biaya bahan bakar evisien (sedikit penggunaan bahan bakar, menghasilkan energi yang cukup besar) Ingat! 1 kg uranium dapat menghasilkan 19 x kilo kalori, bandingkan dengan batu bara yang hanya 7,2 kilo kalori. Menarik bukan?
- Ketersediaan bahan bakar yang melimpah.
- Tidak berisik.
- Tidak terpengaruh oleh cuaca dan musim, dll (seperti halnya PLTA yang terpengaruh kemarau).
Dari poin-poin di atas dapat disimpulkan kalau PLTN pembangkit energi yang ramah lingkungan, dan evisien(Ingat! Poin-poin di atas hanya diperoleh dalam keadaan operasi normal)
Dan, berikut kekurangan/keburukan dari PLTN:
- Resiko kecelakaan nuklir (tidak ada toleransi kesalahan). Menanggulangi itu, reaktor-reaktor modern dilengkapi dengan kubah, baik dari bahan beton maupun baja, akan tetapi ini tidaklah menjamin kalau reaktor benar-benar aman, lagi pula apakah sudah teruji? Tentunya belum 100%. Dengan kata lain: Tidak ada yang aman!
- Efek paparan radiasi (terkontaminasi radio aktif) yang mengakibatkan menderita penyakit, seperti: kanker, gondok, kanker kulit, kerusakan jaringan syaraf, dll. Bahkan resiko keracunan akut yang bisa mengakibatkan kematian.
- Limbah radioaktif yang dihasilkan bertahan hingga ribuan tahun. Bahaya zat-zat radioaktif tidak dapat di tuntaskan dengan menimbun ataupun menanamnya, sebab unsur-unsur radioaktif tidak setabil, dan senantiasa berusaha menjadi setabil (peluruhan/emisi). Pada saat reaksi terjadi, unsur radioaktif melepaskan energi alpha, beta, dan gamma (neutron), serta panas. Uranium (U238) zat radioaktif paling lazim dan sederhana, untuk menstabilkannya di butuhkan waktu 449 juta tahun x 10 tahun (sekitar 4,5 milyar tahun), bandingkan dengan usia rata-rata manusia, misalkan 65 tahun, jadi anda sudah bisa menebak maksud saya!
- Biaya pembangunan reaktor yang mahal, dll.
Hm...! kalau dilihat cerita diatas, kayaknya lebih banyak negatifnya, ya? Tapi supaya Anda ketahui negara-negara yang memiliki cerita kelam akan nuklir seperti Rusia, Amerika, dan Ukraina (Chernobyl) sendiri tidak pernah terauma dengan reaktor nuklir, dan terus mengembangkan nuklir tersebut, bahkan Jepang yang memiliki sejarah kelam mengenai nuklir (bom atom Nahgasaki dan Hiroshima 1945) masih menganggap nuklir sebagai salah satu sumber energi yang patut diperhitungkan, memang nuklir merupakan jalan keluar untuk kerisis energi, apa lagi untuk listrik. Kita juga setuju untuk itu! Tapi, mengapa kita ketakutan? Jawabnya: karena kita menyadari bahwasanya SDM, teknologi, budaya kerja, serta fisikologi masyaratat kita dengan mereka jauh berbeda, itulah yang membuat kita taku dengan NUKLIR!
Di sadur dari berbagai sumber....
Post a Comment